Menurunnya Atensi dan Hilangnya Ruang Kreasi (Productivity Hack Part 1)
Pernahkah kita menghitung berapa kali kita dalam satu hari mengecek handphone? 5x? 10x? atau bahkan kita sendiri tidak tahu berapa kali mengecek handphone dalam satu hari?
Menurut sebuah riset dari Nottingham Trent University, kita mengecek handphone sebanyak 85x. Apakah ada yang salah dengan mengecek handphone? Tentu tidak, jika terdapat suatu kepentingan terkait pekerjaan atau kepentingan lainnya. Namun, semakin sering mengecek handphone, apalagi dengan banyaknya aplikasi sosial media di handphone kita, tentu sangat banyak notifikasi setiap detiknya dan tentu akan mengambil fokus kita terhadap pekerjaan.
Lalu apa masalahnya?
Pertama, Produktivitas kita menurun.
Dengan semakin seringnya frekuensi kita untuk mengecek handphone, hanya untuk sekadar melihat notifikasi atau pemberitahuan, tentu menimbulkan suatu distraksi, bagaimana kita bisa fokus terhadap pekerjaan ataupun aktivitas lainnya, sedangkan fokus kita tersita dengan seringnya mengecek handphone?. Berbagai riset menyebutkan bahwa distraksi pada pekerjaan mencapai 40% dan meningkatkan risiko kesalahan sebanyak 50%. Maka tak heran, pekerjaan yang seharusnya beres dalam waktu 10-30 menit, bisa tertunda hingga 60 menit, hanya karena bolak-balik mengecek handphone.
Kedua, Menurunnya rentang perhatian.
CEO Microsoft, Satya Nadella, mengatakan bahwa "Komoditas lamgka manusia dimasa depan adalah perhatian manusia". Perhatian manusia adalah kemampuan manusia untuk fokus pada satu hal saja. Saat perhatian manusia menurun, kita cenderung sulit untuk fokus pada satu aktivitas, kita pun kehilangan kemampuan untuk hadir utuh diberbagai aktivitas. Salah satu contoh, ketika kita sedang mengobrol dengan teman kita, tubuh kita ada didepannya, namun perhatian kita, pikiran kita melayang ataupun tersita dengan serbuan notifikasi dari handphone.
Ketiga, Hilangnya ruang untuk berkreasi
Waktu dan kapasitas untuk melakukan kreasi semakin berkurang direbut oleh teknologi, kita kehilangan makna dalam mengisi waktu kesendirian dan disaat sepi. Nicholas Carr, penulis buku The Swallows : What the Internet is Doing to Our Brains, menyampaikan bahwa, "Jika kita kehilangan ruang-ruang sepi atau mengisinya dengan aktivitas. Kita akan kehilangan sesuatu yang penting. tidak hanya dalam diri kita sendiri namun juga dalam budaya kita".
Lalu apa solusinya? Ada 4 hal yang bisa menjadi solusi.
Pertama, batasi saluran komunikasi.
Jangan biarkan orang lain dapat menghubungi kita dari berbagai aplikasi yang berbeda-beda.
Kedua, batasi untuk cek alat komunikasi, apa pun itu, seperti cek Whatsapp, Instagram, Twitter, atau sosial media lainnya.
Setiap kita menerima dan membalas chat, akan menimbulkan adiksi (kecanduan).
Ketiga, terapkan productivity hours.
Matikan semua notifikasi yang menyala di handphone atau komputer kita dan fokus pada pekerjaan kita. Selingi pekerjaan kita dengan break 5 menit dan mengerjakannya kembali selama 25 menit setelah break 5 menit, teknik ini dikenal dengan teknik pomodoro, akan saya bahas di bagian berikutnya.
Keempat. sisihkan waktu untuk me time.
Lakukan apapun yang kita sukai tanpa gangguan sedikitpun.
Atensi adalah sumber daya yang sangat langka dan berharga. Atensi itu sendiri adalah proses yang digunakan untuk menyeleksi informasi-informasi penting yang ada disekeliling kita.
Sumber : Buku 80 Inspirasi Productivity Hack Untuk Mendongkrak Produktivitas Pribadi.
Emmm. ok..
ReplyDelete